Cibinong, Bogor : Upaya peningkatan kualitas pendidikan inklusif terus menjadi fokus utama dalam memperluas akses dan pemerataan layanan belajar bagi seluruh anak bangsa. Salah satu terobosan yang kini tengah dikembangkan adalah penguatan peran Education Shadow Teacher melalui pendekatan Education Theraphi sebagai bagian dari strategi pemajuan sumber daya manusia yang produktif.
Program ini memberikan perhatian khusus kepada peserta didik berkebutuhan khusus yang memerlukan pendampingan personal selama proses belajar-mengajar. Dalam pengembangan terapi Shadow Teacher, sebagai guru pendamping dibekali kemampuan terapeutik melalui pelatihan Education Theraphi, sehingga memiliki kompetensi tidak hanya mendampingi akademik, melainkan juga mampu memahami kebutuhan psikologis, sosial, dan emosional anak didik.
Pendidik Inklusif, Tati Mistati, S.Psi C.C.C.T menjelaskan bahwa Education Theraphi berfokus pada penguatan stimulasi kognitif, karakter, dan interaksi sosial siswa. Kita harus memahami dahulu kondisi dan karakteristik si anak dahulu, bagaimana sensori, emosional dan memorinya bekerja. “Melalui pendekatan ini, Shadow Teacher tidak sekadar menjadi ‘bayangan’ anak, tetapi menjadi bagian dari proses pemulihan, pendewasaan, sekaligus pemberdayaan peserta didik agar memiliki kemandirian,” urainya.
Dalam implementasinya, Shadow Teacher akan dibimbing secara intensif oleh tim ahli terapi edukasi yang terdiri dari psikolog pendidikan, terapis okupasi, dan konsultan perilaku. Targetnya, terbentuk tenaga pendamping yang mampu merancang metode belajar individual adaptif namun tetap sejalan dengan kurikulum nasional.
Program Education Theraphi untuk Shadow Teacher ini menyasar satuan pendidikan dasar hingga menengah. Sejumlah tahapan pelatihan mencakup asesmen siswa, penyusunan intervensi belajar, teknik behavior modification, serta strategi empat mata di ruang kelas. Para guru pendamping harus bisa menunjukkan peningkatan kemampuan responsif dalam menangani anak dengan learning difficulties, spektrum autisme, ataupun gangguan pemusatan perhatian.
Education Theraphi merupakan langkah strategis untuk menjembatani kesenjangan layanan pendidikan inklusif di sekolah reguler. “Jika dilakukan berkelanjutan, program ini akan melahirkan Shadow Teacher yang tidak hanya peka, tetapi juga profesional dan berdaya dalam menciptakan ruang tumbuh bagi anak berkebutuhan khusus,” imbuh Tati Mistati
Melalui Pemerintah harus bekerjasama dan mendukung lembaga pendidikan dan komunitas peduli inklusi, diharapkan model pengembangan Education Shadow Teacher berbasis terapi pendidikan ini menjadi role model dalam mendorong ekosistem pendidikan yang berkeadilan, humanis, serta mengedepankan prinsip “No Child Left Behind”. ( Gesni / Firly )