Yogyakarta, 5 September 2025 Gaya hidup vegan, yakni pola konsumsi yang menghindari produk hewani dan berbasis nabati kian digemari. Data GlobalData 2025 mencatat, permintaan produk nabati di Asia Tenggara tumbuh 8–10% per tahun, dengan Indonesia menjadi salah satu pasar terbesar.
Salah satu tokoh yang mendorong tren ini adalah Dwi Kartika Fitri, S.T, pengembang UMKM vegan dari Bogor. Dalam talkshow “Green is the New Gold: Peluang Bisnis Lewat Inovasi Vegan” di Vegan Festival Jogja (5–7 September 2025 di Lippo Mall Yogyakarta), ia tampil bersama Popy A. Hiola, penggerak UMKM vegan di Yogyakarta.

Dwi dikenal inovatif mengolah bahan sederhana seperti jengkol, tempe, dan jamur menjadi kuliner bernilai jual. Menu seperti burger jengkol, steak jengkol, hingga olahan jamur pernah viral dan diliput media nasional. Ia juga mengembangkan cookies vegan, frozen food, minuman fermentasi Promic, dan kacang Sacha Inchi.
“Awalnya saya hanya ingin membantu ibu-ibu UMKM di sekitar rumah. Dari situ saya belajar bahwa sesuatu yang sederhana bisa jadi peluang besar kalau kita berani berinovasi. Green is the New Gold bukan hanya tentang lingkungan, tapi juga tentang kesehatan dan ekonomi,” ungkap Dwi.
Melalui kolaborasi dengan Popy, keduanya menegaskan bahwa UMKM dapat berperan penting memperluas akses makanan nabati di masyarakat. Kreativitas dalam inovasi membuat vegan tidak lagi identik dengan mahal, melainkan terjangkau dan memberdayakan ekonomi lokal.

Kolaborasi ini diharapkan menjadi pintu awal pengembangan UMKM vegan di Yogyakarta, yang dapat diperluas ke kota-kota lain di Indonesia.
Siapa saja yang berminat dapat bergabung dalam gerakan UMKM Go Vegan untuk bersama membangun peluang usaha sehat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. (Dwi)
